Padepokan Komunitas Karinding Buhun Ciomas, salah satu elemen Komunitas Adat Ciomas

Kang Mumu, salah satu pengurus
padepokan
Padepokan ini berada di wilayah Desa Ciomas Kecamatan Panjalu, tepatnya disekitar jalan menuju keramat Kanjeng Panghulu Gusti. Ciomas merupakan salah satu desa di Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Sebelah utara gunung Sawal (1764m DPL) sektor Ciamis utara. Berjarak sekitar 31 km jika mengambil jalur  Ciamis-Kawali-Panjalu. Bisa juga melalui jalur Bandung-Malangbong-Pamoyanan-Suryalaya, kurang lebih 103 km.
Padepokan Komunitas Karinding Buhun Ciomas dibangun dengan cara swadaya dan gotong royong masyarakat setempat yang berharap dengan adanya sebuah wadah dan tempat berkumpul mampu meningkatkan sumber daya manusia yang lebih baik lagi, disamping membantu pemerintah mempermudah menjalankan program-programnya juga sebagai sentral komunikasi dengan jaringan lain seperti dengan Komunitas Anak Ibu khususnya Pasukan Multi-Talektok, dengan Saung Hieum Buta Daor, Cibeureum, juga Bebegig Sukamantri. Selain itu, komunitas ini mencoba mencari warna lain dengan tidak meninggalkan warna buhun karindingnya. Mumu Najmudin (37) salah satu pengurus padepokan mengatakan,"Karinding Ciomas berusaha mempertahankan warna dan keaslian karinding buhun sebagai upaya kami mempertahankan kearifan lokal, adapun penggabungan warna seperti misalnya dengan Inyo Rake merupakan inovasi baru yang diharapkan mampu memberikan gagasan baru seperti yang diusung oleh multi-talektok, tetapi kami tetap akan kembali pada jalur buhun kami."

Hasil produksi KATCI
Kegiatan komunitas ini, selain berupaya mempererat tali silaturahmi dengan cara ngariung, ngaliwet, diskusi, show karinding (karena interior padepokan tersebut di-set layaknya sebuah panggung konser tradisional), juga bergerak di bidang pertanian, perikanan dan perkebunan, berkreasi pernik-pernik cindramata tradisi yang dijual, yang paling utama misi mereka adalah sebagai jayabaya menjaga keseimbangan ekosistem alam dengan cara kampanye pelestarian hutan lindung dan konservasi, mendata pohon-pohon di gunung sawal dan menjaganya, melakukan penghijauan, merawat sumber-sumber air, dan yang lebih hebat menerapkan hukum adat bagi siapapun yang melanggar merusak ekosistem gunung sawal. "Ceuk aing ge, hejokeun gunung....!!!!" begitu teriak mereka.
Selain Kang Mumu, pengurus lainnya yang sekaligus berperan sebagai aktivis hijau, diantaranya Kang Ndin Khermawan, Kang Dev Jalu, Kang Nono, Kang Ade, Kang Farhan Leuweung, dan masih banyak lagi.

Diharapkan ke depan bermunculan komunitas-komunitas baru mengikuti jejak KATCI yang memiliki integritas tinggi melestarikan budaya dan ekosistem alam. GO GREEN

1 comment:

  1. mang di panjalu ngaproduksi oge karinding teu?? upami ngaproduksi sareung hargina mirah tur sae pribados bade kapalihan ciomas... kinteun" sabaraha hargina?? hyng ngabudayakeun karinding di weueungkon ciawi mang....
    kanggo langkung cakeut mangga kantun di YM wae ka die_suxx@yahoo.com
    haturnuhun sateuacan na...

    ReplyDelete